Hari/Tanggal : Kamis/04 Februari 2021
Bismillahirohmanirrohim, assalamualaikum Sholeh & Sholeha V E, apa kabarnya hari ini? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat & tetap semangat meskipun belajarnya dari rumah, hari ini kita akan mempelajari Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 & 4 ya nak. Sebelum kalian mempelajari materinya, Bu guru ingin memastikan kalian semua sudah mendengarkan tausiyah kemudian merangkumnya, melakukan muroja'ah dilanjutkan dengan sholat dhuha, serta mengisi absensi yang linknya sudah Bu guru bagikan di grup WA.
Pada pembelajaran sebelumnya kita telah mempelajari materi tentang Peristiwa-peristiwa Penting Seputar Proklamasi Kemerdekaan, Mengelompokkan Informasi Teks Narasi Sejarah Menggunakan Peta Pikiran, Kalor Mengubah Suhu dan Wujud Benda, Gerak Tari dengan Pola Lantai. Nah hari ini kita akan mempelajari Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 & 4 tentang Tindakan Heroik Mendukung Proklamasi, Proses Pembentukan NKRI, Mengidentifikasi Teks Narasi sejarah melalui Pertanyaan, Menuliskan Kesimpulan Teks Narasi Sejarah, Bhineka Tunggal Ika dalam Hidup Bermasyarakat, Unsur-Unsur Budaya, Gerak Pola Lantai dalam Tari. Jika sudah siap untuk belajar, kalian bisa simak video dan rangkuman materi di bawah ini jangan lupa berdoa terlebih dahulu ya
Kelas : V E
Tema 7 : Peristiwa dalam
Kehidupan
Sub Tema 2 : Peristiwa Kebangsaan Seputar
Proklamasi Kemerdekaan
Pembelajaran
ke- : 3 dan 4
Muatan
Terpadu : PPKn ( KD 3. 3, 4. 3),
Bahasa Indonesia (KD 3. 5, 4. 5), IPS (KD 3. 4, 4.4), SBdP (KD 3. 3, 4. 3)
Tujuan
Pembelajaran :
1. Peserta
didik dapat menyebutkan peristiwa-peristiwa heroik dalam menyambut Proklamasi
Kemerdekaan dengan penuh tanggung jawab.
2. Peserta
didik dapat mengidentifikasi nilai-nilai luhur dalam keragaman masyarakat
dengan penuh kepedulian.
3. Peserta
didik mampu mengetahui kegiatan-kegiatan masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya yang menunjukkan nilai-nilai persatuan dalam keragaman dengan penuh
tanggung jawab.
IPS (KD 3. 4, 4. 4)
Dalam peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada dua tokoh penting yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Kedua tokoh tersebut dikenal sebagai Proklamator.
Proklamator
Ir. Soekarno merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) dan Pahlawan Proklamator. Beliau menjadi Presiden RI sejak tahun 1945 sampai dengan 1967. Ir. Soekarno dikenal pandai berpidato dan menguasai beberapa bahasa asing sehingga dijuluki sebagai “Singa Podium”.
Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1901. Jenjang pendidikannya dimulai dari Indische School (IS) di Tulungagung. Setelah lulus, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Europesche Lagene School (ELS) Mojokerto, Jawa Timur; Hogene Burger School (HBS) Surabaya; dan Technische Hogere School (THS), sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB), di Bandung, Jawa Barat, dan memperoleh gelar insinyur.
Drs. Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden Pertama RI
(1945-1957) dan Bapak Koperasi Indonesia. Beliau juga sangat berperan dalam
upaya memperoleh pengakuan dari pemerintah Belanda terhadap kedaulatan RI. Mohammad
Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Jenjang
pendidikannya ditempuh di Europoesche Lagere School (ELS) di Bukittinggi, Meer
Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Padang, dan Handels Middelsbare School
(HMS) di Jakarta.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta beserta para tokoh lainnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir.
Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan dan Drs. Moh. Hatta sebagai
pendampingnya. Bahkan, dalam teks Proklamasi tersebut, tercantum nama dan tanda
tangan mereka berdua atas nama bangsa Indonesia. Oleh karena itulah, Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta diberi gelar sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986.
Tindakan Heroik Mendukung Proklamasi
Usaha
menegakkan kedaulatan terjadi di berbagai daerah dengan tindakan heroik
mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berikut tindakan heroik mendukung
Proklamasi di beberapa daerah di Indonesia.
Peristiwa
Heroik di Yogyakarta
Perebutan
kekuasaan di Yogyakarta dimulai pada tanggal 26 September 1945 sejak pukul
10.00 WIB. Para pegawai pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang
melakukan aksi mogok. Mereka menuntut agar Jepang menyerahkan semua kantor
kepada pihak Indonesia. Serangan Umum 1 Maret 1949
Peristiwa
Heroik di Surabaya
Terjadi
insiden bendera di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya. Orang Belanda mengibarkan
bendera Merah Putih Biru di atap hotel. Rakyat kemudian menyerbu hotel,
menurunkan, dan merobek warna biru bendera itu untuk dikibarkan kembali.
Insiden ini terjadi pada tanggal 19 September 1945. Insiden Bendera di Hotel
Yamato
Peristiwa
Heroik Semarang
Pada
tanggal 15 Oktober 1945, pasukan Jepang melakukan serangan ke Kota Semarang dan
dihadapi oleh TKR dan laskar pejuang lainnya. Pertempuran berlangsung selama
lima hari. Akibat pertempuran ini, ribuan pemuda gugur dan ratusan orang Jepang
tewas. Untuk mengenang peristiwa itu, di Semarang didirikan Monumen Tugu Muda. Monumen
Tugu Muda
Peristiwa
Heroik Aceh
Pada
tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari tokoh masyarakat membentuk Angkatan
Pemuda Indonesia (API). Anggota API kemudian merebut dan mengambil alih
kantor-kantor pemerintahan. Di tempat-tempat yang telah mereka rebut, para
pemuda mengibarkan bendera Merah Putih dan berhasil melucuti senjata tentara
Jepang.
Peristiwa
Heroik Bali
Pada
bulan Agustus 1945, pemuda Bali membentuk organisasi Angkatan Muda Indonesia (AMI)
dan Pemuda Republik Indonesia (PRI). Upaya perundingan untuk menegakkan
kedaulatan RI telah mereka upayakan, tetapi pihak Jepang selalu menghambat.
Pada tanggal 13 Desember 1945, para pemuda merebut kekuasaan dari Jepang secara
serentak, tetapi belum berhasil karena persenjataan Jepang masih kuat.
Peristiwa
Heroik di Sumbawa
Bentrokan
fisik antara pemuda dan Jepang terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.
Peristiwa
Heroik di Kalimantan
Rakyat
Kalimantan juga berusaha menegakkan kemerdekaan dengan cara mengibarkan bendera
Merah Putih, memakai lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat. Namun,
kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah ada di Kalimantan. Rakyat
tidak menghiraukan larangan Sekutu sehingga pada tanggal 14 November 1945 di Balikpapan
(depan markas Sekutu) berkumpul lebih kurang 8.000 orang dengan membawa bendera
Merah Putih.
Peristiwa
Heroik di Palembang
Adanya
upacara pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober 1945 yang
dipimpin oleh dr. A.K. Gani. Pada kesempatan itu, diumumkan bahwa Sumatra
Selatan berada di bawah kekuasaan RI. Upaya penegakan kedaulatan di Sumatra
Selatan tidak memerlukan kekerasan karena Jepang berusaha menghindari
pertempuran.
Peristiwa
Heroik di Makassar
Gubernur
Sam Ratulangi menyusun pemerintahan pada tanggal 19 Agustus 1945. Sementara
itu, para pemuda bergerak untuk merebut gedung-gedung penting seperti stasiun
radio dan tangsi polisi.
Sebagai
negara yang baru lahir, Indonesia belum memiliki undang-undang dasar yang
berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepala
negara dan kepala pemerintahan yang akan menjalankan pemerintahan serta
kelengkapannya juga belum ada. Para pemimpin bangsa segera memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya lembaga yang ada pada waktu itu, yaitu PPKI yang dibentuk Jepang
sejak tanggal 7 Agustus 1945 diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketuanya Drs. Moh.
Hatta. PPKI menggantikan tugas BPUPKI yang sudah berakhir. BPUPKI dibentuk pada
tanggal 29 April 1945.
Proses Pembentukan NKRI
1.
Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan
Pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama di Gedung
Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. Anggota Sidang PPKI sebanyak 27 orang. Melalui pembahasan
secara musyawarah, sidang mengambil keputusan penting, antara lain sebagai
berikut.
a. Mengesahkan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi RI.
b. Memilih
presiden dan wakil presiden, Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Mohammad
Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
c. Tugas
presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
PPKI melanjutkan pekerjaannya guna melengkapi berbagai hal yang diperlukan bagi berdirinya negara dengan melaksanakan sidang pada tanggal 19 Agustus 1945. Dalam sidang kedua, PPKI menghasilkankeputusan, antara lain sebagai berikut.
a. Menetapkan
dua belas kementerian yang membantu tugas presiden dalam pemerintah.
b. Membagi
wilayah Republik Indonesia menjadi delapan provinsi, yaitu Provinsi Sumatra ,
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sunda
Kecil, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, dan Provinsi Kalimantan.
2.
Pembentukan Komite Nasional Indonesia
PPKI
kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945 yang memiliki agenda
pokok tentang rencana pembentukan Komite Nasional dan Badan Keamanan Rakyat.
Komite Nasional dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta.
Tujuannya sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
3.
Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Dalam
rapat Pleno PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945, diputuskan pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR). BKR ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga
Korban Perang (BPKKP) yang merupakan induk organisasi dengan tujuan untuk
memelihara keselamatan
masyarakat,
serta merawat para korban perang. Perkembangan situasi negara makin
membahayakan. Pimpinan Negara menyadari bahwa sulit untuk mempertahankan negara
dan kemerdekaan tanpa angkatan perang. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah
memanggil pensiunan Mayor KNIL Oerip Soemoharjo dari Yogyakarta ke Jakarta dan
diberi tugas membentuk tentara kebangsaan. Dengan Maklumat Pemerintah pada
tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama
Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
4.
Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Seluruh Daerah di Indonesia
Bentuk
pemerintah daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18
(sebelum diamandemen). Pasal tersebut berbunyi: Pembagian daerah Indonesia atas
daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan
undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam system pemerintahan
negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam
daerah provinsi. Setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang
lebih kecil. Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas presiden
dibantu oleh Komite Nasional, di daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah)
juga dibantu oleh Komite Nasional di daerah. Pembentukan Komite Nasional
Indonesia Daerah yang ada di tiap-tiap provinsi merupakanlembaga yang akan
berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebelum diadakan pemilihan
umum. Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah, yang dibantu oleh Komite Nasional
di daerah, diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat pusat
maupun di daerah.
Peristiwa sebelum, saat, dan sesudah Proklamasi juga melahirkan tokoh-tokoh yang sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Dengan jiwa rela berkorban dan pantang menyerah serta gagah berani, mereka berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Selain tokoh Dwitunggal, yakni Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, juga kita kenal Amhad Soebarjo. Dia juga sangat berjasa dalam perumusan dan penyusunan naskah Proklamasi.
Ahmad Soebarjo
Ahmad
Soebarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1897. Beliau dikenal
sebagai sosok yang rendah hati dan bersahaja. Peran yang menonjol adalah ketika
beliau ikut menjadi Panitia Sembilan yang merumuskan Piagam Jakarta yang menjadi
cikal bakal Pembukaan UUD 1945. Beliau juga menjadi penengah antara golongan
muda dan golongan tua ketika terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan itu muncul
ketika akan menentukan waktu pembacaan Proklamasi. Ahmad Soebarjo juga dikenal
sebagai tokoh perumus naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Beliau
diperintahkan oleh Ir. Soekarno untuk mengutip kata-kata dari Piagam Jakarta
terutama bagian pembukaannya, yaitu “Atas berkat rahmat Allah maka rakyat
Indonesia menyatakannya kemerdekaannya”. Kalimat tersebut diminta untuk dijadikan
kalimat pembuka naskah Proklamasi. Pada akhirnya, disepakati kalimat pertama
pada teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah “Kami bangsa Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Kalimat ini berasal dari kutipan alinea
ketiga Piagam Jakarta.
Bahasa Indonesia (KD 3. 5, 4. 5)
Mengidentifikasi Teks Narasi sejarah melalui Pertanyaan
Untuk
membuat pertanyaan yang sesuai dengan informasi yang disajikan dala teks, perlu
memahami isi teks dengan seksama. Setelah itu gunakan kata tanya 5W1H yang
terdiri atas kata tanya apa, siapa, di
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana untuk
membuat pertanyaan.
Menuliskan Kesimpulan Teks Narasi Sejarah
Kesimpulan
adalah inti dari suatu bacaan. Untuk menulis kesimpulan, tentukan ide pokok
dari setiap paragraf dalam teks kemudian tulis ide poko tersebut ke dalam
beberapa kalimat menggunakan bahasa sendiri.
PPKn (KD 3. 4, 4. 4)
Bhineka Tunggal Ika dalam Hidup Bermasyarakat
Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki keanekaragaman di segala bidang kehidupan. Meskipun beragam dan berbeda, tetapi kita tetap bisa bersatu dan hidup dengan rukun.
1.
Indahnya Hidup Berbhinneka
Lambang
negara kita yaitu Burung Garuda. Pada pita yang dicengkeramnya tertulis kalimat
“Bhinneka Tunggal Ika”. Kalimat tersebut diambil dari Kitab Sutasoma karangan
Mpu Tantular, yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kata-kata
tersebut kemudian diberi makna yang lebih luas dan menjadi semboyan “meskipun berbeda-beda,
tetapi tetap satu jua”. Semboyan itulah kemudian yang mengikat keberagaman
bangsa menjadi satu kesatuan.
2. Indahnya Hidup Bersatu dalam Perbedaan
Salah satu wujud nyata adanya kerukunan dan persatuan di masyarakat adalah tradisi gotong royong. Misalnya, bergotong royong membangun rumah. Gotong royong melibatkan semua unsur masyarakat.
Bangsa Indonesia dibangun di atas keragaman dan perbedaan. Ras, suku, golongan, agama dan budaya yang hidup beriringan menjadikan Indonesia bangsa yang besar. Perbedaan merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dijaga. Satu di antara perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah suku bangsa dan budaya. Sebagai bangsa yang terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, kita harus bangga karena suku-suku yang ada mempunyai budaya yang beragam. Keragaman tersebut terlihat jelas dalam unsur-unsurnya.
Unsur-Unsur Budaya
1.
Religi/Kepercayaan
Di
Indonesia, diakui adanya enam agama resmi, yaitu Hindu, Buddha, Islam, Katolik,
Kristen, dan Konghucu. Semuanya dapat mengembangkan sikap tolerensi dan
kerukunan.
2.
Mata Pencaharian
Keragaman
alam di Indonesia menyebabkan mata pencaharian masyarakatnya juga beragam.
Sebagian penduduk Indonesia menjadi petani karena memang tanahnya subur.
Sementara itu, orang-orang yang tinggal di tepi sungai atau pantai mengandalkan
perikanan sebagai mata pencahariannya. Lalu, ada pula yang menjadi pedagang, peternak,
pekerja jasa, atau mata pencaharian lainnya.
3.
Teknologi dan Peralatan
Teknologi
berkaitan dengan kepandaian dan keterampilan orang dalam membuat atau melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Teknologi bermula dari bentuk yang
sangat sederhana, lalu berkembang terus sesuai dengan perkembangan dan kemajuan
zaman. Teknologi yang sudah ada sejak zaman dulu hingga sekarang seperti
teknologi dan peralatan senjata, wadah, alat angkut, tempat berlindung (rumah),
alat pembuat makanan dan minuman, serta pakaian dan perhiasan.
4.
Kesenian
Kesenian
dapat dikelompokan menjadi dua macam.
a. Kesenian
yang dapat dinikmati oleh mata, misalnya seni patung, seni ukir, seni lukis,
seni rias, seni tari, seni pedalangan (wayang), dan seni olahraga.
b. Kesenian
yang dapat dinikmati oleh telinga, misalnya seni music dan seni sastra. Setiap
suku di Indonesia juga memiliki lagu daerah, alat musik, dan berbagai
keseniannya sendiri-sendiri.
5.
Pengetahuan
Berbagai
suku bangsa di Indonesia telah memiliki pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan
itu telah mereka terapkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan hidup. Pengetahuan
itu antara lain tentang alam sekitar, flora fauna, bahan-bahan mentah, benda-benda
di lingkungan alam, tubuh manusia, sifat dan kelakuan manusia, serta pengetahuannya
tentang ruang dan waktu. Misalnya, pengetahuan tentang berbagai jenis tanaman
dan ramuan obat tradisonal, pengetahuan menentukan arah orang Dayak sehingga tidak
tersesat di hutan belantara, dan pengetahuan menentukan arah para pelaut
tradisional kita ketika mengarungi samudra dengan kapal pinisinya sehingga
bangsa kita dikenal sebagai bangsa bahari.
6.
Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan adalah pola hidup yang menjadi kebiasaan dan dianut serta telah menjadi kebiasaan suatu masyarakat. Ada sistem perkawinan, system kekerabatan, dan sistem berperilaku dalam masyarakat. Contohnya, sistem marga pada suku Batak dan sistem trah pada suku Jawa. Kedua contoh ini merupakan sistem kekerabatan suku-suku tersebut.
7. Bahasa
Setiap suku bangsa mempunyai alat komunikasi sendiri-sendiri yang terkadang hanya dimengerti dan dipakai oleh suku itu sendiri. Itulah yang dinamakan dialek. Lalu, bagaimana suku-suku di Indonesia bisa berkomunikasi dengan suku yang lain? Beruntunglah kita memiliki bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Tentu kamu ingat bukan salah satu ikrar Sumpah Pemuda 1928.
SBdP (KD 3. 3, 4. 3)
Gerak Pola Lantai dalam Tari
Salah
satu unsur budaya adalah kesenian. Tari adalah salah satu dari berbagai bentuk
kesenian. Tari merupakan karya seni dengan gerak tubuh sebagai media utama.bentuk
karya tari ada tiga, yaitu bentuk karya tari tunggal (bentuk tarian yang
dilakukan oleh satu penari, baik pria maupun wanita, contohnya tari Gatotkaca,
tari Jayengrana), tari berpasangan (jenis tarian yang dimainkan atau
dipentaskan secara berpasangan oleh dua orang penari, contohnya tari Piring,
tari Serampang Dua Belas, tari Janger), dan tari berkelompok (bentuk tari yang
ditarikan secara berkelompok atau berpasang-pasangan, tidak menutup kemungkinan
bisa berbentuk drama tari/sendratari, contohnya tari Bedaya Ketawang, Rampak
Srigati).
Setiap bentuk karya tari lebih indah saat penyajiannya mempertimbangkan pola lantai. Pola lantai adalah garis di lantai yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari. Selain itu, pola lantai tari kelompok dapat diartikan juga garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari.
Bagaimana materi hari ini? Semoga kalian semua bisa memahami & mengerti ya Nak. Untuk tugasnya akan Bu Guru bagikan di grup WA kelas ya.
Jangan lupa kerjakan dan kirimkan tugasnya tepat waktu ya, Bu guru tunggu sebelum jam 12, serta jangan lupa tinggalkan komentar di blog ini jika kalian sudah mempelajari materi dan ada yang ingin ditanyakan.
Terimakasih Sholeh Sholeha V E, tetap jaga kesehatan, shalat 5 waktu dan semangat terus ya nak walaupun belajarnya dari rumah.
Wassalamualaikum.wr. wb
Dokumentasi kegiatan daring Rabu/03 Februari 2021 :
12 komentar:
Assalamualaikum wr wb
Fachri bintang arabi
Kls 5E
Sudah mempelajari materi plajaran tematik hari ini 🙏🙏
Qanita
Sudah mempelajari materi tema hari ini.
Anggun Khairunnisa
Sudah mempelajari materi tema hari ini
🙏
Assalamu'alaikum bu
Fadhil Degantara
Kelas 5E
Sudah mempelajari materi hari ini bu
Assalamu'alaikum bu
Cr.All Rizky Dehan
Kelas 5E
Sudah mempelajari materi hari ini bu.Trmksih..🙏
Assalamu'alaikum bu.
Asyka alifa
5e
Saya sudah mempelajari materi hari ini bu .Terima kasih atas materi ny
Assalamu'alaikum bu
Maritza audrey dewi nugroho putri
Kelas 5E
Sudah mempelajari materi hari ini bu.Trmksih..🙏
Alif Hamizan AP.
No absen 3
Terima kasih bu materinya
Nama Kanza Ayu gazala
Kelas 5E
Terima kasih Bu Risa atas materinya
Nama : Melvin rezky arafy
Kelas : 5E
Terima kasih bu
Nama : Azriel alfariky.s
Kelas:V.e
Terimakasih bu🙏
Nama: Rifqi Aditia Pratama
Kelas: ve
terimakasih atas materi nya bu
Posting Komentar